cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Manajemen dan Agribisnis
ISSN : 16935853     EISSN : 24072524     DOI : -
Jurnal Manajemen & Agribisnis memuat informasi hasil kegiatan penelitian, pemikiran konseptual dan review bidang ilmu manajemen agribisnis. Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Program Studi Manajemen dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor bekerjasama Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013" : 7 Documents clear
DAYA SAING USAHA BUDI DAYA IKAN PATIN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Silvia Hayandani; Muhammad Firdaus; Wiwik Rindayati
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.109 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.137-145

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to analyze 1) competitiveness of catfish Aquaculture business in the Indragiri Hulu District, 2) the impact of government’s input-output policy on the competitiveness of catfish aquaculture business. Policy Analysis Matrix (PAM) was employed in this study in order to measure the level of competitive and comparative advantage and effect of government interventions on catfish aquaculture business. The results showed that Catfish aquacultures that use most of the feed from factories are uncompetitive, while the catfish aquaculture that use alternative feed has high competitiveness. The impact of government policy on the output of catfish aquaculture business indicates positive result. It  means that the government intervention has been effective so the prices received by farmers are higher than international prices. In addition, local governments also facilitate off farm activities so that catfish are sold already in processed form in order to increase the added value received by farmers.Keywords: comparative advantages, catfish aquaculture business, policy analysis matrix, policy impactABSTRAKPenelitian ini bertujuan 1) menganalisis tingkat daya saing usaha budi daya ikan patin di Kabupaten Indragiri Hulu, 2) menganalisis pengaruh kebijakan input maupun output yang dilakukan oleh pemerintah terhadap daya saing usaha budi daya ikan patin di Kabupaten Indragiri Hulu. Dalam mengukur tingkat keunggulan kompetitif dan komparatif serta dampak kebijakan pemerintah terhadap usaha budi daya ikan patin digunakan matriks analisis kebijakan atau policy analysis matrix. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha budi daya ikan patin di Kabupaten Indragiri Hulu yang menggunakan sebagian besar pakan komersial (pelet) tidak mempunyai keunggulan komparatif, sedangkan usaha yang menggunakan sebagian besar pakan alternatif mempunyai  keunggulan kompetitif dan komparatif. Dampak kebijakan pemerintah terhadap output menunjukkan hasil yang positif, dengan harga yang diterima oleh petani pembudi daya ikan patin lebih tinggi dari harga internasional. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah telah berjalan dengan efektif. Di samping itu, pemerintah daerah juga membantu/memfasilitasi kegiatan off farm sehingga ikan patin yang dijual sudah dalam bentuk olahan sehingga nilai tambah yang diterima petani menjadi lebih besar. Kata kunci: perbandingan keuntungan, bisnis budi daya lele, policy analysis matrix, dampak kebijakan
PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN Rurin Wahyu Listriana; Meika Syahbana Rusli; Wati Hermawati
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.564 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.146-155

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to 1) analyze the innovation and competitiveness ability of Strategic Business Unit (SBU) in the KBM (independent business unit) industri and 2) formulate alternative policies that can enhance company innovation and competitiveness. The study was conducted at KBM Industri and SBU within the KBM industri. The information and data was obtained through interviews and distributing questionnaires to 10 respondents. Respondents were chosen based on their expertise and or experience. Data processing techniques used the SWOT analysis and Analytic Hierarchy Process (AHP). Results of this study shows that KBM Industri Unit III have the power and the opportunity to expand, increase growth, and achieve maximum progress by improving the quality, developing new products, improving processes and increasing access to wider market. The potential innovation can also be seen from the process-product innovation, knowledge-skills innovation and method-system innovation. In the KBM Industri Unit III, those potential covers the raw materials, process equipment and products. The improvement of company's innovation was influenced by the main factor organization with the value 0,436 and the most influential factors of marketing with a value 0,398, while the ultimate goal is the improvement of the process with the value 0,756. The improvement of the company's innovation strategy is through strategy priority, namely cooperation with other /external parties weighted by 0,703 and optimizing own capabilities of the research or conducting institutions development research weighted by 0,297.Keywords: SBU, KBM Industri, Innovation, AHP, SWOTABSTRAKPenelitian ini bertujuan 1) menganalisis kemampuan inovasi dan daya saing Strategic Business Unit (SBU) di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri dan 2) merumuskan kebijakan alternatif yang dapat meningkatkan inovasi dan daya saing perusahaan. Penelitian  dilakukan pada KBM Industri  dan SBU yang ada didalam  KBM Industri. Informasi dan data didapat melalui wawancara dan penyebaran  kuesioner kepada responden dengan  jumlah  sebanyak 10 orang. Responden yang diambil bersangkutan dengan topik  penelitian ini dan mempunyai keahlian dan atau pengalaman pada bidang yang dikaji. Teknik pengolahan data menggunakan analisis SWOT dan analytic hierarchy process. Kesimpulan penelitian ini adalah KBM Industri Unit III memiliki kekuatan dan peluang untuk melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dengan meningkatkan kualitas, mengembangkan produk baru, memperbaiki proses dan meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Potensi inovasi perusahaan juga dapat dilihat dari inovasi proses-produk, inovasi pengetahuan-ketrampilan dan inovasi metode-sistem. Pada KBM Industri Unit III potensi tersebut meliputi potensi bahan baku, peralatan proses dan produk Peningkatan inovasi perusahaan dipengaruhi oleh faktor utama organisasi dengan nilai 0,436 dan aktor yang paling berpengaruh adalah sumber daya manusia dengan nilai 0,398. Tujuan utamanya adalah perbaikan proses dengan nilai 0,756. Peningkatan inovasi perusahaan dapat dicapai melalui prioritas strategi, yaitu kerja sama dengan pihak lain/ekternal dengan bobot 0,703 dan mengoptimalkan penelitian dan pengembangan atau membuat penelitian dan pengembangan yang berdekatan dengan SBU dengan bobot 0,297.  Kata kunci: SBU, KBM Industri, Inovasi, AHP, SWOT
KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS LAYANAN PERIZINAN PUPUK DI KEMENTERIAN PERTANIAN Hasim Ashari; Ujang Sumarwan; Kirbrandoko Kirbrandoko
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.537 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.156-164

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this study were: 1) analyze level of satisfaction index, 2) analyze factors that influence the satisfaction of fertilizer license services at the Ministry of Agriculture, 3) analyze the impact of satisfaction that influence recommendation. Data obtained from 86 respondents who were making license at the Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) and Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP). The data were processed using Microsoft Office Excel to perform a descriptive cross tabulation analysis for each variable, while the analysis of the direct impact of service satisfaction variable to the recommendation used Path Analysis with LISREL 8.30 program. The conclusion of this study is the reliability and empathy shows direct significant influence to satisfaction but directly all variables are insignificant to recommendation. Indirectly, the variables of tangibility, reliability and responsiveness have significant influence to recommendation.Keywords: servqual model, fertilizer permit service, path analysis, fertilizerABSTRAKTujuan dai penelitian adalah 1) menganlisis tingkat kepuasn, 2) menganalilis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan terhadap pelayanan perizinan pupuk di Kementerian Pertanian, 3) menganalisis pengaruh kepuasan terhadap pemberian rekomendasi. Pengambilan data terdiri dari 86 responden yang sedang mengurus perizinan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP). Pengolahan data dengan menggunakan Mocrosoft Office Excel untuk menghitung analisis tabulasi silang pada setiap variabel, dan untuk mengetahui pengaruh kepuasan terhadap pemberian rekomendasi menggunakan analisis jalur (path analysis) yang menggunakan program Lisrel 8.30. Kesimpulan pada penelitian ini adalah secara langsung variabel keandalan (reliability) dan empati (empathy) berpengaruh siknifikan terhadap terhadap kepuasan. Secara langsung semua variabel tidak berpengaruh terhadap pemberian rekomendasi. Secara tidak langsung melalui kepuasan, variabel tampilan fisik (tangible), keandalan (reliability) dan ketanggapan (responsiveness) berpengaruh signifikan terhadap pemberian rekomendasi.Kata kunci: model servqual, layanan perizinan pupuk, analisis path, pupuk
SISTEM Tata niaga KEDELAI DI DESA CIPEUYEUM, KECAMATAN HAURWANGI, KABUPATEN CIANJUR Aldha Hermianty Alang; Heny Kuswanti Suwarsinah
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.128 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.165-174

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this research were 1) identify the channel, institution, and trade system function of soy in Cipeuyeum Village, Haurwangi District, Cianjur, 2) Analyze the structure and the behavior of soy market in Cipeuyeum Village, Haurwangi District, Cianjur, also 3) Analyze the efficiency of soy trade system at each channel with trade channel margin approach, farmers’ share and profit-cost ratio (π/c). Qualitative and quantitative analysis were used to analyze the data. Qualitative analysis includes: channel and institution of the trade system, analysis of farmers and institutions functions involved in the trade system, analysis of market structure and behavior, trade system margin analysis, farmers’ share analysis, and analysis of π/c ratio.  There are four channels of marketing system in this village with five institutions that identified with the snowball method. The institutions within the trade systems perform their own function and face diverse market structures. Quantitative analysis showed that the most efficient channel is the one with Rp917 for the trade margin, 85,89% for the farmer’s share value, and 7,06 for profit-cost ratio. Therefore, Soybean Farmers should not sell the entire stock system directly to large traders without going through the small traders as it will increase the share of the farmers.Keywords: soy agribusiness, Cipeuyeum village, demand for soy, trade system of soy, soyABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi saluran, lembaga, dan fungsi tata niaga kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, 2) menganalisis struktur dan perilaku pasar kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, dan 3) menganlisis efisiensi tata niaga kedelai pada setiap saluran yang ada dengan pendekatan margin tata niaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan terhadap biaya (π/c). Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif  meliputi: saluran dan lembaga tata niaga, analisis fungsi tata niaga petani dan lembaga yang terlibat, analisis struktur dan perilaku pasar, Analisis margin tata niaga, analisis farmer’s share, dan analisis rasio π/c. Terdapat empat saluran tata niaga dengan lima lembaga yang diidentifikasi dengan metode snowball. Lembaga tata niaga ini masing-masing melakukan fungsi dan menghadapi struktur pasar yang beragam. Analisis kuantitatif menunjukkan satu saluran tata niaga yang paling efisien dengan margin sebesar Rp917 nilai farmer’s share sebesar 85,89%, dan rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 7,06. Oleh karena itu, Petani sebaiknya melakukan penjualan kedelai tidak dengan sistem borong dan langsung kepada pedagang pengumpul besar tanpa melalui pedagang pengumpul kecil karena akan menambah share petani tersebutKata kunci: agribisnis kedelai, Desa Cipeuyeum, permintaan kedelai, tata niaga kedelai, kedelai
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI GULA PTPN VII (PERSERO) Rizky Savitri; Widyastutik Widyastutik
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.55 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.175-181

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to analyze the influence of the level of sugar cane yield, labor, production process period, and supporting materials on the production of PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis, as well as analyzing the elasticity of production and business scale  of PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis. The method used to analyze the data were quantitative analysis of Cobb Douglas production function with ordinary least square method to observe variable influences of PG. Cinta Manis sugar production. Cobb Douglas estimation results indicate that the level of sugar cane yield, labor, production process period, and supporting materials affect sugar production in PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis. Production elasticity of each production factor shows that the use of production factors is not yet optimal, while the production scale of the company is Increasing Return to Scale (IRTS) in which the proportion of additional input will produce output with the larger proportion. Accordingly, company should utilize the factors of production optimally, improve the quality of human resources with various activities to improve skills, increase the productivity of land by having land intensification, and optimize milling period by improving the quality of machine.Keywords: PG. Cinta Manis, increasing return to scale, Cobb Douglas function, PTPN VIIABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tingkat rendemen, tenaga kerja, bahan pembantu dan lama lama giling terhadap produksi gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis, sekaligus menganalisis elastisitas produksi dan skala usaha PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis. Metode analisis data yang digunakan adalah  analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan fungsi produksi cobb douglas dengan metode ordinary least square untuk melihat pengaruh variabel-variabel yang telah ditentukan terhadap produksi gula PG. Cinta Manis. Hasil estimasi cobb douglas menunjukkan  bahwa tingkat rendemen, tenaga kerja, jumlah penggunaan bahan pembantu, dan lama giling berpengaruh terhadap produksi gula PTPN VII (persero) PG. Cinta Manis. Elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal. Skala usaha dari perusahaan yang berada pada daerah increasing return to scale dimana proporsi penambahan input akan menghasilkan penambahan output dengan proporsi yang lebih besar. Sehubungan dengan itu, perusahaan perlu pemanfaatan faktor-faktor produksi secara optimal, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga diperlukan dengan berbagai kegiatan peningkatan skill, meningkatkan produktifitas lahan dengan intensifikasi lahan, dan mengoptimalkan lama giling dengan meningkatkan kualitas mesin.Kata kunci: PG. Cinta Manis, increasing return to scale, fungsi cobb douglas, PTPN VII
IMPLEMENTASI PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN PERTANIAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005-2012 Aprilia Sukmawati; Hermanto Siregar; Nunung Nuryartono
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.306 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.182-191

Abstract

ABSTRACTThe research objectives were to 1) analyze the implementation suitability of RKA-K/L document preparation which is implemented by Ministry of Agriculture with the concept of unified budget, Performance Base Budgeting (PBB) and Medium Term Expenditure Framework (MTEF) by using gap analysis method and 2) analyze the influence of expenditure in research, development and agriculture extension program; agriculture infrastructure; and increasing of production and agricultural productivity program, as well as agricultural subsidies to Gross Domestic Product (GDP) growth through multiple regression analysis. The methods used were gap analysis and multiple regression analysis. Gap analysis shows that there are still some obstacles in the application of unified budget concept, PBK and KPJM which resulted partial gap with applicable regulations. Multiple regression analysis shows that the Ministry of Agriculture budget expenditure both agriculture research, development and extension programs also agricultural production and productivity program had significant negative effect on the growth of GDP in agriculture sector. Therefore the government needs to pay attention to the government budget allocation which is closely related to the implementation of the existing programs in the Ministry of Agriculture.Keywords: government expenditure, sector of agriculture, ministry of agriculture, gap analysis, multiple regression analysisABSTRAKPenelitian ini bertujuan  1) menganalisis kesesuaian dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAK/L) yang disusun oleh Kementerian Pertanian dengan konsep penganggaran terpadu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) serta 2) menganalisis pengaruh alokasi anggaran untuk program penelitian dan penyuluhan pertanian; program infrastruktur pertanian; program peningkatan produksi dan produktivitas pertanian; serta subsidi benih dan pupuk terhadap pertumbuhan PDB. Metode analisis yang digunakan adalah analisis gap  dan analisis regresi berganda. Hasil analisis gap menunjukkan bahwa masih ada beberapa kendala dalam penerapan konsep penganggaran terpadu, PBK dan KPJM yang mengakibatkan kesenjangan parsial dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa alokasi anggaran Kementerian Pertanian untuk program penelitian pertanian, pengembangan dan penyuluhan serta program peningkatan produksi dan produktivitas pertanian berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan PDB di sektor pertanian. Jadi pemerintah perlu memperhatikan alokasi anggaran pemerintah yang terkait erat dengan pelaksanaan program yang ada di Kementerian Pertanian.Kata kunci: anggaran belanja, sektor pertanian, kementerian pertanian, analisis gap, regresi berganda
KEBUTUHAN PELATIHAN PENYULUH PERTANIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Dessy Liani; Sjafri Mangkuprawira; Moelyadi Moelyadi
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.967 KB) | DOI: 10.17358/jma.10.3.192-200

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to 1) identify the perceptions of agricultural extension of training management at “Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sarolangun”; 2) identify the perceptions of agricultural instructor on performance; 3) analyzing the agricultural training needs to be held, and the type of training needs to be done based on the analysis of the work load and competency. The data were processed using a range of criteria techniques, Tools Training Need Assessment (TNA-T) and T-Test. The results showed the whole perception of agricultural extension at all functional level positions are quite satisfied with the training organized by “Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sarolangun”. Perception on the performance of young agricultural instructor, expert agricultural instructor and agricultural instructor supervisor is high. Meanwhile the performance of advanced agricultural instructor and skilled-implementer agricultural instructor is high enough. Performance levels across functional departments of agricultural instructor at Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sarolangun is high enough although not all of them achieve the desired result by the organization due to the lack of infrastructure and extension facilities. Therefore more trainings to enhance their knowledge and skills could be done to obtain high performing agricultural instructor.Keywords: agricultural extension, performance, competency-based training, range criteria techniques, training need assessment toolsABSTRAKPenelitian ini bertujuan 1) mengidentifikasi persepsi penyuluh pertanian terhadap pelatihan yang pernah diikuti  yang dilihat dari manajemen pelatihan yang terdapat pada Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sarolangun; 2) mengidentifikasi persepsi penyuluh pertanian tentang  kinerja; 3) menganalisis tingkat kebutuhan pelatihan penyuluh pertanian yang akan diadakan dan jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis kemampuan kerja jabatan dan kemampuan kerja pribadi. Data diolah dengan menggunakan teknik rentang kriteria, metode Training Need Assessment Tools (TNA-T) serta Uji T- Test. Hasil penelitian menunjukkan Persepsi seluruh tingkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian cukup puas dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sarolangun. Persepsi terhadap kinerja penyuluh pertanian ahli muda, penyuluh pertanian ahli pertama dan penyuluh pertanian terampil penyelia adalah tinggi, sedangkan penyuluh pertanian terampil pelaksana lanjutan dan penyuluh pertanian terampil pelaksana cukup tinggi. Kinerja seluruh tingkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian penyuluh pertanian pada badan pelaksana penyuluhan Kabupaten Sarolangun cukup tinggi walaupun tidak semuanya mencapai sasaran yang diinginkan oleh organisasi yang diakibatkan karena kurangnya sarana dan prasarana penyuluhan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan penyuluh pertanian yang memiliki kinerja tinggi, dapat dilakukan melalui pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan wawasan dan pengetahuan.Kata kunci:  penyuluh pertanian,  kinerja, pelatihan berbasis kompetensi, teknik rentang kriteria, training need assessment tools

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2023): JMA Vol. 20 No. 2, July 2023 Vol. 20 No. 1 (2023): JMA Vol. 20 No. 1, March 2023 Vol. 19 No. 3 (2022): JMA Vol. 19 No. 3, November 2022 Vol. 19 No. 2 (2022): JMA Vol. 19 No. 2, July 2022 Vol. 19 No. 1 (2022): JMA Vol. 19 No. 1, March 2022 Vol. 18 No. 3 (2021): JMA Vol. 18 No. 3, November 2021 Vol. 18 No. 2 (2021): JMA Vol. 18 No. 2, July 2021 Vol. 18 No. 1 (2021): JMA Vol. 18 No. 1, March 2021 Vol. 17 No. 3 (2020): JMA Vol. 17 No. 3, November 2020 Vol. 17 No. 2 (2020): JMA Vol. 17 No. 2, July 2020 Vol. 17 No. 1 (2020): JMA Vol. 17 No. 1, March 2020 Vol. 16 No. 3 (2019): JMA Vol. 16 No. 3, November 2019 Vol. 16 No. 2 (2019): JMA Vol. 16 No. 2, July 2019 Vol. 16 No. 1 (2019): JMA Vol. 16 No. 1, March 2019 Vol. 15 No. 3 (2018): JMA Vol. 15 No. 3, November 2018 Vol. 15 No. 2 (2018): JMA Vol. 15 No. 2, July 2018 Vol. 15 No. 1 (2018): JMA Vol. 15 No. 1, March 2018 Vol. 14 No. 3 (2017): JMA Vol. 14 No. 3, November 2017 Vol. 14 No. 2 (2017): JMA Vol. 14 No. 2, Juli 2017 Vol. 14 No. 1 (2017): JMA Vol. 14 No. 1, Maret 2017 Vol. 13 No. 3 (2016): Vol. 13 No. 3, November 2016 Vol. 13 No. 2 (2016): Vol.13 No. 2, Juli 2016 Vol. 13 No. 1 (2016): Vol. 13 No. 1, Maret 2016 Vol. 12 No. 3 (2015): Vol. 12 No. 3, November 2015 Vol. 12 No. 2 (2015): Vol.12 No. 2, Juli 2015 Vol. 12 No. 1 (2015): Vol. 12 No. 1, Maret 2015 Vol. 11 No. 3 (2014): Vol. 11 No. 3, November 2014 Vol. 11 No. 2 (2014): Vol. 11 No. 2, Juli 2014 Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014 Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013 Vol. 10 No. 2 (2013): Vol. 10 No. 2, Juli 2013 Vol. 10 No. 1 (2013): Vol. 10 No. 1, Maret 2013 Vol. 9 No. 3 (2012): Vol. 9 No. 3, November 2012 Vol. 9 No. 2 (2012): Vol. 9 No. 2, Juli 2012 Vol. 9 No. 1 (2012): Vol. 9 No. 1 Maret 2012 Vol. 9 No. 2 (2012): Vol. 9 No. Edisi Khusus Juni 2012 Vol. 8 No. 2 (2011): Vol. 8 No. 2 Oktober 2011 Vol. 8 No. 1 (2011): Vol. 8 No. 1 Maret 2011 Vol. 7 No. 2 (2010): Vol. 7 No. 2 Oktober 2010 Vol. 7 No. 1 (2010): Vol. 7 No. 1 Maret 2010 Vol. 6 No. 2 (2009): Vol. 6 No. 2 Oktober 2009 Vol. 6 No. 1 (2009): Vol. 6 No. 1 Maret 2009 Vol. 5 No. 2 (2008): Vol. 5 No. 2 Oktober 2008 Vol. 5 No. 1 (2008): Vol. 5 No. 1 Maret 2008 Vol. 4 No. 2 (2007): Vol. 4 No. 2 Oktober 2007 Vol. 4 No. 1 (2007): Vol. 4 No. 1 Maret 2007 Vol. 3 No. 2 (2006): Vol. 3 No. 2 September 2006 Vol. 3 No. 1 (2006): Vol. 3 No. 1 Maret 2006 Vol. 2 No. 2 (2005): Vol. 2 No. 2 Oktober 2005 Vol. 2 No. 1 (2005): Vol. 2 No. 1 Maret 2005 Vol. 1 No. 2 (2004): Vol. 1 No. 2 Oktober 2004 Vol. 1 No. 1 (2004): Vol. 1 No. 1 Maret 2004 More Issue